Lokasi: Jalan Lingkar Timur Tomohon Utara | Fasilitas: Penginapan, Wedding Chapel, Outbound, Amphiteatre, Jalan Salib dan Gua Maria | #BukitDoaMahawu

09/04/2012

Yang Hidup, Yang Mati Ada Di Tempat Yang Indah



Kematian bisa datang kapan saja dan kadang tak terduga. Penyebab kematian pun bisa beraneka ragam. Mulai dari sakit, kecelakaan, hingga dibunuh atau bunuh diri. Karena itu, manusia rasanya hanya hidup untuk menuju pada kematiannya sendiri.

Jika memang benar seperti  itu, maka pertanyaannya adalah sia-siakah hidup kita ini? Bagi orang yang pesimis bisa jadi, bergulirnya waktu dari lahir hingga mati adalah sebuah keniscayaan. Namun, bagi orang yang optimis, waktu adalah saatnya melipatgandakan berkat untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Hari Jumat ini (6/4), adalah hari libur Nasional untuk memperingati Wafat Yesus Kristus. Bagi umat kristiani, hari ini adalah hari Jumat Agung. Keagungannya nampak nyata pada kisah jalan salib Yesus yang berbuah kesengsaraan, penderitaan dan akhirnya Wafat di Salib. Kebangkitannya di malam Paskah menjadi puncak kehidupan umat beriman bahwa kematian diubah menjadi kebahagiaan, melalui kebangkitan-Nya.

Sudah berabad-abad lamanya, Yesus wafat. Namun, setiap tahun hingga sekarang, kisah kesengsaraan, kematian dan kebangkitan Nya, selalu dikenang oleh umat kristiani. Berbagai macam upacara, ibadat bahkan melalui puasa dan pantang, dilaksanakan oleh seluruh umat kristiani sedunia dalam waktu yang bersamaan. Puncak liturginya ada pada malam Paskah.

Pada malam Paskah itu, setiap umat menyalakan lilin yang apinya diambil dari lilin Paskah. Prosesi ini menjadi sarana dan tanda bahwa kebangkitan Yesus mengalahkan kuasa maut dan kematian. Kuasa kegelapan sirna. Terang Kristus menjadi sumber kehidupan. Tak ada lagi kematian yang sia-sia. Beriman pada Yesus Kristus yang bangkit berarti telah disediakan tempat yang indah bagi manusia.

Dan tempat yang terindah itu adalah tempat di mana manusia rindu berjumpa dengan Allah. Rindu untuk mengenang kembali kisah jalan salib Yesus. Dengan mengenang  kisah itu, umat beriman mengambil banyak makna untuk peziarahannya di dunia ini. Yang jelas manusia ingin bahagia dan kebahagiannya berasal dari perbuatan dan tingkah lakunya yang jauh dari dosa.

Salah satu tempat ziarah yang banyak dikunjungi oleh umat dan bahkan wisatawan dari luar negeri adalah Jalan Salib Mahawu. Via dolorosa, demikian para peziarah menyebutnya, berada di kaki Gunung Mahawu sebelah barat dan lokasinya hanya membutuhkan waktu 45 menit dari Bandara Sam Ratulangi. Pengunjung tak akan tersesat karena tempat ziarah itu berada di Bukit Doa Tomohon. Menyebut nama ini, masyarakat akan menunjukkan jalannya.

Pada Jumat Agung dan bulan Mei, Oktober, banyak rombongan melakukan jalan salib di tempat itu. Sejak pagi  hingga sore, rombongan silih berganti. Sambil mengumandangkan lagu-lagu kesengsaraan, mereka beribadat mulai dari perhentian pertama hingga ke empat belas. Setiap perhentian ada patung diorama yang menceritakan tentang kisah sengsara hingga wafat Yesus dan dikubur.

Columbarium
Di setiap perhentian, Pastor membacakan kembali kisah Jalan Salib Yesus yang disertai dengan sepenggal renungan aktual  tentang kebiasaan-kebiasaan manusia yang membuatnya jatuh dalam dosa. “Sengsaramu oh Yesus, akibat dosaku….”, demikian sepenggal nyanyian yang mengingatkan para peziarah untuk b ertobat.
Selain patung diorama jalan salib setinggi manusia yang diletakkan di tengah jalan sebagai simbol “mengikuti jalan salib-Nya”, kesejukan alam dan suasana hutan juga menjadi daya tarik tersendiri. Berada pada kurang lebih 900 meter dpl, lokasi ziarah itu berhawa sejuk dan tidak mudah membuat capek atau kehausan meski kontur jalan setapaknya berbukit-bukit. Lebih indah kalau sudah sampai di puncak bukit. Pemandangan alam dan bangunan yang berkonsep “sinergitas alam, bangunan dan rohani” tak hanya membuat decak kagum tetapi setiap orang tergoda untuk mengabadikannya dalam kameranya.

Keheningan suasana jalan salib Mahawu ini jauh berbeda dengan jakan salib di tanah suci Yerusalem. Katanya, jalan salib di sana sudah ramai oleh orang-orang berjualan. Demikian cerita seorang pastor yang baru saja pulang berziarah di tanah suci. Tak heran jika ada yang menilai bahwa Jalan Salib Mahawu di komplek Bukit Doa Tomohon ini lebih bisa hening, khusuk, ditambah alamnya yang indah dan suara gemercik air lewat selokan alam, memberi suasana tersendiri.

Jadi, yang mati, yaitu kematian Yesus dan yang hidup, yaitu para peziarah, sama-sama berada di tempat yang indah yaitu di lokasi Bukit Doa Tomohon yang berpotensi juga sebagai wisata alam. Untuk mengetahui lebih lengkap, silahkan mengunjungi  dan klik blog Bukit Doa Tomohon ini.

Dan Selamat Paskah bagi yang merayakan.
Share:

0 comments:

ARSIP Per Bulan

Definition List

Unordered List

Support