Lokasi: Jalan Lingkar Timur Tomohon Utara | Fasilitas: Penginapan, Wedding Chapel, Outbound, Amphiteatre, Jalan Salib dan Gua Maria | #BukitDoaMahawu

PLS 2023 SMP Lokon di Bukit Doa Mahawu

Pengenalan Lingkungan Sekolah 82 siswa kelas 7 SMP Lokon TA 2023-2024 ditutup di Bukit Doa Mahawu.

Romantisme Wedding Party di Bukit Doa Mahawu

Bentangan garis lampu memayungi mesera setiap undangan para tamu pesta perkawinan bernuansa alam di Bukit Doa Mahawu.

Camping PLS SMA Lokon di Bukit Doa Mahawu

Camping Ground Bukit Doa Mahawu menutup rangkaian Pengenalan Lingkungan Sekolah 154 siswa angkatan 21 SMA Lokon.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label Tomohon. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tomohon. Tampilkan semua postingan

15/03/2014

Family Gathering HUT Kalbe Farma ke 47

Bukit Doa Tomohon - Mengapa Family Gathering Kalbe Farma diadakan di Bukit Doa Mahawu? Tak hanya Kalbe Farma yang mengadakan outing di lokasi Bukit Doa. Tercatat dari Kantor Pajak, Kejaksaan, Provider seperti XL, Indosat, dll pernah mengadakan outing di lokasi Bukit Doa Mahawu.

Setelah tanya sana sini, hampir para peserta mengatakan, "Di sini udaranya sejuk meski matahari bersinar dari pagi hingga sore. Kami merasa lega oleh udara bebas polusi dan yang tak kalah penting adalah taman-taman yang ditatat rapi serta view Gunung Lokon yang mempesona".

Di Bukit Doa, kami mendapatkan kerja sama, persaudaraan, fun game, persahabatan, kebersamaan dan doa bersama. Semua yang didapat akan kami bawa dalam kinerja, produktivitas dan profesionalitas di tempat kerja.




Share:

22/03/2013

Ibu Menhan Purnomo cs Berdoa Di Jalan Salib



TOMOHON, Bukit Doa Mahawu - Ibadah Jalan Salib merupakan perwujudan dan ekspressi iman seorang sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, yang sengsara, wafat dan bangkit. Napak tilas kisah sengsara Tuhan Yesus sama halnya dengan mengenang kembali karya penyelamatanNya di dunia.


Untuk mengadakan jalan salib itu, Bukit Doa Mahawu, yang berlokasi di kaki Gunung Mahawu, Tomohon, terbuka bagi siapa yang ingin mengekspresikan imannya dalam ibadat Jalan Salib. Jalan Salib Mahawu yang dibangun di lokasi itu menawarka keunikan tersendiri. Patung-patung diorama diletakkan di tengah jalan untuk membantu peziarah agar khidmat dalam mengikuti Yesus yang sengsara, wafat dan bangkit.

Ada empat belas perehentian. Dimulai dari Yesus yang diadili oleh Pilatus, sampai Yesus di salibkan di puncak Golgota dan kemudian diturunkan dan kemudian Bunda Maria memangku jenasah Yesus di Taman Pieta pada perhentian yang ke 13. Setelah itu, masuk ke kubur Yesus yang berupa terowongan besar dan di tengahnya ada makam Yesus yang dilengkapi batu-batu simbol nisan Yesus dan di ruang itu ada ventilasi simbol Yesus telah bangkit.


Jalan Salib itu kemudian mengarah ke Gua Maria Santissima Mahawu. Setelah peziarah mengenang kembalim kisah sengsara, lalu "Per Mariam Ad Jesu" dengan perantaraan Bunda Maria, Bunda Yesus, doa-doa disampaikan agar dikabulkan oleh Yesus, Tuhan Penyelamat manusia.

Itulah kenapa, Ibu Menhankam RI, Ibu Purnomo dan rombongan berkenan berdoa di Jalan Salib itu. Berikut foto-foto terlampir, kontribusi dari Anis Dewanti.

Share:

14/09/2012

Objek Wisata, Salah Satu Bentuk Penanaman Modal Efektif

TOMOHON, Bukit Doa Mahawu - Salah satu wakil dari manajemen Bukit Doa Mahawu, Jumat kemarin (13/9) menghadiri undangan Pemkot Tomohon untuk ikut dalam pertemuan yang diberi judul "Koordinasi Antar Lembaga Dalam Pengendalian Pelaksanaan Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing" di kantor Walikota Woloan.

Mengapa Bukit Doa Mahawu diundang untuk hadir dalam pertemuan itu? Apa relevansinya dengan objek wisata religi sekaligus alam itu? Atau pemerintah melihat bahwa Bukit Doa Mahawu yang sudah terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan dalam negeri dan asing, sebagai wujud investasi dalam bentuk penanaman modal dalam negeri oleh swasta (private sector)?

Justru karena pertanyaan-pertanyaan itu kami datang untuk semakin lebih mengetahui bagaimana pandangan dan sikap berbagai pihak tentang Bukit Doa Mahawu yang dikelola oleh swasta. Penasaran terkait tidaknya dengan acara itu, berbuah pada tanja jawab berikut ini.

"Bukit Doa jelas sudah menjadi objek wisata dan pengunjungnya datang dari luar Sukawesi bahkan luar negeri. Fakta ini semakin menjujung kota Tomohon terkenal sebagai kota wisata. Tapi, apakah pemkot suudah mengetahui apa yang sebenarnya menjadi daya tarik mereka untuk datang? Saya jawab ada dua. Yang pertama ada "rasa aman". Yang Kedua adalah souvenir, atau ada sesuatu yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan telah mengunjungi tempat itu. Untuk itu, mohon tanggapan dari pemkot" tanya Pak Lorens GM Bukit Doa Mahawu.

"Untuk menciptakan suasana aman, sudah ada Polisi wisata. Hanya perlu koordinasi antara pengelola dengan  polisi wisata dengan baik, termasuk komunikasinya. Soal souvenir memang belum ada yang menjadi barand image kota Tomohon. Segera diusahakan" jawab salah satu panelis dalam acara itu.

Walikota Tomohon Bpk. Jimmy F. Eman, SE, Ak mengatakan dalam sambutannya, "Pelaksanaan kegiatan ini memiliki nilai strategis dalam upaya membangun dan membina hubungan yang saling menguntungkan secara ekonomis antara usaha besar, kecil dan menengah di kota ini. Semoga iklim penanaman modal di kota ini makin bergairah yang imbasnya sangat positif karena meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tentu bukan tanpa tantangan untuk wujudkan kehendak baik ini. Meski demikian, optimiis dan semangat adalah sikap yang harus ditanamkan demi lancarnya penanaman modal di kota ini".

Dalaam pertemuan itu, direkomendasikan tentang hak investor sesuai dengan UU Penanaman Modal, yaitu kepastian hukum dan perlindungannya, kenyamanan, informasi terbuka tentang bidang usaha yang dijalankan, pelayanan, dan fasilitas-fasilitas yang lain.

Jika ada hak pasti juga ada kewajiban setiap penanam modal yaitu menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, tanggung jawab sosial perusahaan, laporan penanaman modal kepada kepala penanaman modal, mematuhi semua ketentuan yang disyaratkan oleh undang-undang.

Sekali lagi, kerjasama antara usaha kecil, menengah dan besar perlu dilaksanakan untuk membangun kota Tomohon yang lebih baik lagi.

Nara sumber pertemuan itu adalah GM Pertamina Geotermal Energy Lahendong, Ir Khairul Rozag dan Sekretaris Eksekutif BIMP EAGA (The Brunai Darusalam Indonesia Malaysia Philipina East Growth Area) atau pengembangan kawasan Indonesia Timur, Ibu Shelley Sondakh.

sumber tulisan: Lorens Rawung, GM Bukit Doa Mahawu

http://www.tomohonkota.go.id

Share:

30/05/2012

Menggaris Tulang Rusuk Agar Tetap Bahagia


Tulang rusuk senantiasa berkorelasi dengan kehidupan manusia. Dari tulang rusuk Adam, terciptalah Hawa, demikian Kitab Kehidupan bernazar hingga kini. Dari sejoli manusia (pertama) inilah Sang Creator kemudian menciptakan keturunan tak henti-hentinya hingga menjadi suku bangsa di dunia. Di saat itulah, Sang Creator memproklamirkan bahwa semua ciptaan-Nya adalah baik adanya.

Titik nadir sebuah garis keturunan mulai berpangkal hingga berbuah asiran jamak ke ujung bumi. Manusia bertambah banyak dan menghuni seantero bumi ini. Rasanya, tak sulit untuk meyakini bahwa, karena “tulang rusuk” Adam inilah, terlahir manusia bergenerasi hingga kini. Bertambahnya manusia di jagad maharani, makin menghidupkan kisah penciptaan dalam setiap ikatan perkawinan.



Dari perkawinan, noktah kisah “Tulang rusuk” berkelanjutan dari masa ke masa membentuk jamannya sendiri. Tulang rusuk adalah garis-garis melengkung yang berkorelasi dengan tugas manusia untuk menjadi “co-creator” dengan Sang Creator sejati. Sebuah tugas mulia, diserahkan oleh Tuhan untuk melanjutkan keturunannya.

Keberlangsungan yang begitu lama akhirnya tercipta sejarah kehidupan. Latar belakang sejarah kehidupan manusia inilah sumber inspirasi bagi berdirinya bangunan unik ini. Berlokasi di kaki Gunung Mahawu, bangunan ini sangat monumental hingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin berwisata religi di sini.

Kerangka bangunannya, ditopang mahakuat oleh sembilan tulang rusuk besi baja hingga menyerupai kapal terbalik. Bentuknya seperti kapal mengingatkan akan sebuah sejarah penyelamatan yang dipimpin oleh Nabi Nuh.  Karena itu, tak heran kalau ada yang mengatakan bangunan unik ini adalah kapalnya Nabi Nuh yang telah menyelamatkan manusia.



Jumlah 9 tulang rusuk besi baja sebagai kerangka pokok bangunan ini dipilih untuk mencitrakan angka sembilan sebagai  angka kesempurnaan hidup. Maka dari itu, jika pengunjung datang dan menggunakan bangunan ini niscaya berpacu dalam kesempurnaan hidup sebagai butir-butir spirtual yang masuk dalam ruang batinnya.

Gaya arsitektur “kesempurnaan  kehidupan” ini, dengan 9 kerangka tulang-rusuk berkolaborasi dengan garis-garis lurus pada perabotan pelengkap bangunan ini. Tak hanya soal itu, sentuhan minimalis modern yang terbalutkan erat pada bangunan unik ini, memadukan sifat garis lengkungan dan garis lurus. Antara kelurusan hidup dan ketidaklurusan dalam menjalani hidup.  Peperangan antara yang baik dan yang buruk senantiasa menjadi tantangan lumrah bagi manusia  co-creator.

Bukan tanpa maksud bangunan ini menonjolkan sembilan tulang rusuk yang berkorelasi dengan guratan kayu bermotif serba garis lurus. Kesempurnaan hidup dimulai dari kesadaran diri bahwa manusia itu terbatas. Menggapai hal yang lebih dari pada cukup, bisa berakibat ketidaksempurnaan dalam perjalanan hidup. Tak heran manusia berjatuhan dalam kubangan dosa, akibat membuat pilar-pilar
keserakahan, kemunafikan, kebohongan, kesombongan dan tidak takut akan Tuhan, sebagai tonggak utama hidupnya.



Garis melengkung yang sepandan dengan garis lurus pada garis pokok furniture-nya memang mendominasi bangunan Chapel ini agar indah dan berguna bagi siapapun yang menghadirkan dirinya dan berotonomi-korelasi secara utuh dengan bangunan ini. Kebahagian sejati seharusnya didapat ketika manusia begitu dekat dengan bangunan berkerangka tulang rusuk ini.

Bangunan ini dikenal sebagai Chapel of Mother Mary, Bukit Doa Mahawu, Tomohon. Di tempat ini, sering dilangsungkan upacara pemberkatan perkawinan. Keunikan arsitektur bangunan ini dan arti serta makna yang terkandung, menjadi pilihan bagi mereka yang menyempurnakan hidupnya dalam mahligai perkawinan. Tak jarang pula, tempat ini menjadi lokasi atau spot yang cocok untuk foto pre-wedding.



Tulang rusuk adalah garis melengkung yang penuh dengan arti dan makna bagi kehidupan. Jika tulang rusuk hilang satu, maka terjadilah kehancuran bagi bangunan ini dan kehidupan keluarga yang dibangunnya.

Karena itu, foto-foto koleksi pribadi yang saya sertakan semata-mata untuk menjawab antangan WPC-3 tentang Garis dalam fotografi.
Share:

11/03/2012

Eksotiknya Panorama Alam Dari Bukit Doa

Tempat Strategis Untuk Menikmati Eksotiknya Panorama Alam


Masih ingat kisah tentang meletusnya Gunung Lokon? Kalau belum, silahkan klik di sini atau silahkan membaca tulisan di Kompasiana dengan mengklik judul ini "Gunung Lokon Antara Ironi dan Bahaya".

Masyarakat setempat menyebut kejadian letusan Gunung Lokon dengan "Lokon basembur atau Lokon so polote". Meletus, basembur, so polote atau erupsi, artinya sama. Yaitu keluarnya lava pijar atau debu vulkanik yang membumbung ke langit setinggi 300 hingga 500 meter dari kawah Tompaluan, Gunung "berapi" Lokon yang masih aktif.

Masyarakat setempat sudah bisa mengukur besar kecilnya letusan. Jika letusan itu disertai dengan dentuman keras yang mampu menggetarkan kaca-kaca rumah penduduk hingga berderit-derit bunyinya, nah letusan itu dianggap berskala besar. Mereka siap dan selalu waspada untuk segera mengungsi hindari debu vulkanik yang jatuh, sebagaimana diintruksikan oleh team SAR. Terlalu seringnya Gunung Lokon ba sembur, membuat masyarakat terbiasa dengan situasi dan kondisi itu sehingga merasa tenag dan tak seheboh seperti yang diberitakan di TV swasta

Aktifitas vulkanik Gunung Lokon, atau terlihatnya asap 'brokoli" ke langit dari kawah Tompaluan, rupanya menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung Bukit Doa. "Saya mau foto bersama dengan background Gunung Lokon", demikian komentar salah satu pengunjung yang datang dengan rombongan.

Banyak pengunjung yang tahu bahwa panorama alam Tomohon dan sekitarnya, memang eksotik jika dilihat dari Bukit Doa Mahawu. Sejauh mata memandang dan mengarahkan pandangan sambil menyisir dari Utara ke Selatan, hamparan lanskap alam ciptaan Tuhan, terlihat eksotik nan indah.

Bukit Tatawiran, Gunung Lokon dengan asapnya, perkampungan padat di kaki Gunung, pantai Amurang di sebelah Barat, Perbukitan Ambang, perkotaan Tomohon, kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong, Bukit Kasih serta Gunung Api Soputan, dan lainnya membuat mata yang memandang seakan tak mau berkedip walau sejenak untuk sebuah panorama alam nan indah itu.

Sunrise

"Langit biru adalah saat yang paling indah buat menonton keindahan alam. Namun, tak jarang kabut yang tiba-tiba datang, juga disukai karena suasananya lain. Kayak di Puncak, Bogor. Dingin sejuknya bikin asyik di badan," kata salah satu manager di Bukit Doa sambil menunjukkan spot yang bagus ada di belakang Chapel.

Karena sikon yang bagus itu, maka banyak pengunjung dalam kunjungannya ke obyek wisata religi dan alam ini selalu menyempatkan diri untuk berdiri di spot tersebut sekedar menikmati alam atau berfoto. Jika senja tiba, momen atau "golden blue dan sunset" dalam istilah fotografi bisa diabadikan di tempat ini.



Sunset
Share:

06/03/2012

Bukit Doa Tomohon




"Kalau sudah sampai di Manado, jangan lupa berkunjung ke Tomohon ya", kata teman saya kepada rombongan yang berencana untuk berlibur dan berwisata ke Manado dan sekitarnya. Rupanya, pesan seperti itu sudah sangat populer disampaikan kepada para wisatawan melalui mulut guide tour lokal bahkan travel agent juga ikut-ikutan mempromosikannya.

Memang apa daya tarik Tomohon bagi para pelancong? Pertanyaan ini pernah saya ajukan kepada seorang petugas Dinas Pariwisata dan Budaya Propinsi Sulut di salah satu counter kedatangan di bandara International Sam Ratulangi, Manado. Dengan ramah petugas itu menerangkan bahwa kota Tomohon terletak di antara Gunung Lokon dan Gunung Mahawu pada ketinggian sekitar 2000 m lebih dari atas permukaan bumi. Dua gunung itu konon masih aktif terutama Gunung Lokon. Selain bau asap belerang, juga kadang abu vulkanik tipis disemburkan pada radius 5 km. Selain itu, kota Tomohon udaranya sejuk dan segar. Tak heran kalau di pinggir jalan terlihat banyak orang jual bunga dan tanaman hias yang indah.

Dari petugas tadi, saya mendapat informasi tentang tempat-tempat tujuan wisata di wilayah Tomohon sesuai dengan brosur yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata. Setelah saya baca dan lihat, memang Tomohon memiliki potensi wisata yang tidak sedikit. Disebutkan dalam brosur itu, wisata kuliner di Tinoor, Air terjun "Kali", Rest Area di Kinilow, Pagoda Budha, Wooden Houses di Woloan, Ampiteater dan Waruga di Woloan, Rumah Tua dan kerjainan batang pohon kelapa di Kaaten, Pasar Tradisional, Danau Linow di Lahendong dan Hot spring di Leilem. Selesai membaca brosur itu, saya bertanya dalam hati kenapa "Bukit Doa Mahawu" tidak dimasukan dalam tempat tujuan wisata? Apa karena tempat doa atau wisata religius? Padahal Pagoda di Tomohon disebutkan dalam brosur itu.



Lokasi Bukit Doa Mahawu ada di jalan lingkar Timur Tomohon. Memiliki dua pintu masuk. Pintu masuk sebelah Utara dikhususkan untuk kendaraan penjemput, apabila rombongan diturunkan atau drop off di pintu masuk sebelah selatan. Jadi, diturunkan di pintu masuk sebelah Selatan, lalu kendaraan menuju ke pintu Utara dan masuk ke jalan mendaki sampai di puncak bukit menunggu rombongan yang tadi di drop off di pintu Selatan. Memang pintu Selatan untuk pejalan kaki karena jalanya naik dan bertangga-tangga.

Di pintu masuk Selatan, anda dianjurkan ke toilet sebelum berjalan kaki ke bukit. Di sebelah toilet, anda bisa masuk ke minishop untuk beli minuman, makanan ringan atau souvenir khas Bukit Doa Mahawu. Biasa kalau datangnya rombongan, guide tour meminta anda dan rombongan untuk berkumpul di teras antara minishop dan office. Lalu diberi penjelasan singkat tentang sejarah dan fasilitas-fasilitas yang ada di bukit doa Mahawu ini. 

Bahkan petugas akan menjelaskan tentang tata tertib dan semangat dibangunnya tempat ini. Sinergitas alam, bangunan dan rohani, itulah yang dikatakan petugas setempat. Dikandung maksud, bahwa tempat ini sungguh menjaga kelestarian alam meski ada bangunannya. Keindahan, kerapihan dan kebersihan menjadi indikator kualitas dari bukit doa ini dan mungkin berbeda dengan tempat-tempat wisata lain yang sembarangan buang sampah. Karena, anjuran untuk menjaga lingkungan yang asri dengan tidak membuang sampah pasti akan disampaikan oleh petugas setempat yang merangkap sebagai security.

Petugas Bukit Doa, dengan sopan dan ramah mengantar saya mengelilingi bukit yang sering masyarakat menyebutnya sebagai Buki Doa Mahawu. Memang, pada umumnya bukit-bukit di wilayah Minahasa ini banyak dipergunakan untuk ibadat atau ziarah bagi umat kristiani. Karena itu, disebut bukit doa. Tetapi di bukit doa Mahawu ini tidak hanya untuk doa, anda bisa melakukan kegiatan outbound atau gathering, performance art dsb. Serba guna, kata petugas yang mengantar saya.

Dipandu oleh seorang petugas saya pertama kali diajak melalui jalan setapak atau dikenal dengan jalan atau Via Dolorossa atau Jalan Salib. Patung-patung diorama setinggi manusia diletakkan di tengah jalan setapak dan mendaki sebagai simbol jalan kesengsaraan Tuhan. Sepanjang jalan setapak ini tumbuh pohon-pohon dan bunga-bunga khas Sulawesi. Melewati jalan, ini terasa asri dan natural. Sesampainya di atas, saya berhenti sejenak di Taman Pieta, replika karya Micheal Angelo ketika Ibu Yesus memangku jenasah PutraNya. Kemudian saya diantar masuk ke terowongan. Saya baca signage yang ada di pintu masuk, "Makam Yesus". Ada suasana kegelapan pada awalnya, tetapi setelah masuk ternyata terang karena matahari masuk dari lubang ventilasi.

Sesudah makam dilewati, kami keluar melalui jembatan karena persis dimuka pintu keluar ada kolam indah. Jembatan ini selain jalan keluar juga menghubungkan Gua Maria. Di sini selain berdoa, saya dianjurkan untuk cuci muka. Katanya air ini berasal dari sumber air pegunungan yang tidak pernah mengering sepanjang musim dan memberi berkat bagi setiap peziarah. Saya pun cuci muka berharap mendapat kelimpahan berkah dari Tuhan bagi hidup saya.

Masih di antar petugas, saya sampai ke sebuah dataran yang terbentang luas. Oh ya sepanjang jalan yang saya lalui tadi saya sering berjumpa dengan peziarah. Ada dari mancanegara. Ada yang dari lokal. Mereka lebih banyak rombongan. "Pak, di dataran luas ini kalau pas hari libur rame karena banyak orang datang ke tempat ini. Ada yang ibadat, ada yang rekreasi ada yang suka foto-foto. Semua tempat penuh. Mereka menggunakan Ampiteater, Minishop, Tempat Ibadah Padang, Wedding Chapel dan halaman-halaman yang diteduhi oleh pohon-pohon." kata petugas yang mengantar dengan penuh semangat. Saya hanya mengangguk saja tanda mengerti. Cuaca cerah. Langit begitu biru. Tampak anak-anak muda yang ceria berfoto di dekat bangunan yang ada. Lebih sering berfoto dengan background "wedding chapel" yang tampak unik dan indah.

Napas saya sedikit terengah-engah, ketika petugas mengajak saya menuju ke Alamanda Retreat. Lokasinya 500 m dari dataran luas tadi dan mendaki. Saya sejenak duduk di sebuah ruangan yang ternyata dining room bagi para tamu yang menginap di sini. Tampak bangunan rumah susun khas Minahasa seakan menyatu dengan pohon-pohon sekitarnya. Kapasitasnya bisa menampung 100 orang lebih katanya. Sering dipakai untuk meeting dari gereja-gereja, perusahaan dan rombongan tour. Jika tamu ingin mengadakan outbound seperti fun games, flying fox, high ropes juga bisa karena tidak jauh dari penginapan ini ada arena outbound. Fasilitas pendukung dari arena outbound ini ada Gazebo yang letaknya sangat strategis untuk melihat keelokan Gunung Lokon yang mengepul asapnya bukan di puncak tetapi di kaki gunungnya. Eksotik sekali.

Tak terasa "jogging trekking" yang saya lalukan tadi bikin badan "basuar" (berkeringat). Saya memutuskan untuk berhenti di Gazebo untuk istirahat sejenak sambil pesan kopi hitam khas Mahawu dan makan camilan kukis khas Manado seperti Bagea, lalampah dll. Saya betah duduk di sini karena view alamnya yang indah. Samar-samar di kejauhan saya bisa melihat Gunung berapi Soputan, Pantai Amurang dan perbukitan Minahasa yang menggariskan gradasi warna natural yang mempesona. Semua itu saya abadikan dalam foto sebagai bukti bahwa saya pernah sampai di kaki gunung Mahawu yang telah memberikan pengalaman lahir batin saya.

Share:

ARSIP Per Bulan

Definition List

Unordered List

Support