Lokasi: Jalan Lingkar Timur Tomohon Utara | Fasilitas: Penginapan, Wedding Chapel, Outbound, Amphiteatre, Jalan Salib dan Gua Maria | #BukitDoaMahawu

PLS 2023 SMP Lokon di Bukit Doa Mahawu

Pengenalan Lingkungan Sekolah 82 siswa kelas 7 SMP Lokon TA 2023-2024 ditutup di Bukit Doa Mahawu.

Romantisme Wedding Party di Bukit Doa Mahawu

Bentangan garis lampu memayungi mesera setiap undangan para tamu pesta perkawinan bernuansa alam di Bukit Doa Mahawu.

Camping PLS SMA Lokon di Bukit Doa Mahawu

Camping Ground Bukit Doa Mahawu menutup rangkaian Pengenalan Lingkungan Sekolah 154 siswa angkatan 21 SMA Lokon.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label Wedding Chapel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wedding Chapel. Tampilkan semua postingan

27/09/2018

Romantisnya, Wedding Party di Bukit Doa Mahwu Chapel



Bukit Doa Mahawu | Tomohon - Lembayung senja di ufuk Barat melengkapi pesta di spot Bukit Doa Mahawu Tomohon. Garis lampu yang membentang memayungi setiap undangan tamu dan semakin menambah cerianya pesta perkawinan bernuansa alam.



Hidangan prasmanan tertata rapi di lorong ruang pesta. Siap disantap oleh semua yang hadir di pesta kawin itu. Berbalut bunga pink di kanan kiri bak memayungi suasana bahagia pesta hari itu. Uniknya, tanaman bunga adalah tanaman florikultura yang merambat di samping Chapel.


Tempat perjamuan untuk para tamu telah ditata rapi menghadap ke Gunung Lokon. Rasa bahagia para tamu menyatu dengan indahnya alam Gunung Lokon. Saat senja tiba, para tamu semakin merasakan suasana romantis dalam balutan warna merah senja.


Ingin merasakan sensasi pesta alam seperti ini? Hubungi petugas di kantor Bukit Doa Mahawu, di pintu masuk.


Share:

22/03/2013

Paket Wedding Party Di Bukit Doa

 
TOMOHON, Bukit Doa Mahawu -Kapel Mahawu memang unik dari segi arsitektur dan alamnya yang indah serta kesejukan udaranya. Banyak kali, Kapel Mahawu ini dijadikan saksi untuk melanggengkan tali cinta sepasang muda-mudi untuk membangun Mahligai Perkawinan yang dikuduskan oleh Tuhan.






Begitu seringnya menerima pemberkatan pernikahan di Chapel Mahawu, pihak pengelola menawarkan paket wedding yang bernuansa "back to nature" atau outdoor wedding yang eksotik.

Paket Wedding itu berisi:
  • Wedding Chapel
  • Dekorasi Chapel, menggunakan bunga hidup.
  • Tempat Resepsi Perkawinan bisa dipilih tempatnya Gua Mahaw, Cafe Mahawu, Alamanda, Moyaporong, atau Kelong Garden. Setiap tempat memiliki keunikannya sendiri karena viewnya yang berbeda. Yang sering dipakai adalah Kelong Garden.
  • Konsumsi Pernikahan model Catering
  • Sound system: Keyboard, Audio Visual
Untuk selengkapnya silahkan hubungi kami dengan meng- KLIK di sini.
Share:

30/05/2012

Menggaris Tulang Rusuk Agar Tetap Bahagia


Tulang rusuk senantiasa berkorelasi dengan kehidupan manusia. Dari tulang rusuk Adam, terciptalah Hawa, demikian Kitab Kehidupan bernazar hingga kini. Dari sejoli manusia (pertama) inilah Sang Creator kemudian menciptakan keturunan tak henti-hentinya hingga menjadi suku bangsa di dunia. Di saat itulah, Sang Creator memproklamirkan bahwa semua ciptaan-Nya adalah baik adanya.

Titik nadir sebuah garis keturunan mulai berpangkal hingga berbuah asiran jamak ke ujung bumi. Manusia bertambah banyak dan menghuni seantero bumi ini. Rasanya, tak sulit untuk meyakini bahwa, karena “tulang rusuk” Adam inilah, terlahir manusia bergenerasi hingga kini. Bertambahnya manusia di jagad maharani, makin menghidupkan kisah penciptaan dalam setiap ikatan perkawinan.



Dari perkawinan, noktah kisah “Tulang rusuk” berkelanjutan dari masa ke masa membentuk jamannya sendiri. Tulang rusuk adalah garis-garis melengkung yang berkorelasi dengan tugas manusia untuk menjadi “co-creator” dengan Sang Creator sejati. Sebuah tugas mulia, diserahkan oleh Tuhan untuk melanjutkan keturunannya.

Keberlangsungan yang begitu lama akhirnya tercipta sejarah kehidupan. Latar belakang sejarah kehidupan manusia inilah sumber inspirasi bagi berdirinya bangunan unik ini. Berlokasi di kaki Gunung Mahawu, bangunan ini sangat monumental hingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin berwisata religi di sini.

Kerangka bangunannya, ditopang mahakuat oleh sembilan tulang rusuk besi baja hingga menyerupai kapal terbalik. Bentuknya seperti kapal mengingatkan akan sebuah sejarah penyelamatan yang dipimpin oleh Nabi Nuh.  Karena itu, tak heran kalau ada yang mengatakan bangunan unik ini adalah kapalnya Nabi Nuh yang telah menyelamatkan manusia.



Jumlah 9 tulang rusuk besi baja sebagai kerangka pokok bangunan ini dipilih untuk mencitrakan angka sembilan sebagai  angka kesempurnaan hidup. Maka dari itu, jika pengunjung datang dan menggunakan bangunan ini niscaya berpacu dalam kesempurnaan hidup sebagai butir-butir spirtual yang masuk dalam ruang batinnya.

Gaya arsitektur “kesempurnaan  kehidupan” ini, dengan 9 kerangka tulang-rusuk berkolaborasi dengan garis-garis lurus pada perabotan pelengkap bangunan ini. Tak hanya soal itu, sentuhan minimalis modern yang terbalutkan erat pada bangunan unik ini, memadukan sifat garis lengkungan dan garis lurus. Antara kelurusan hidup dan ketidaklurusan dalam menjalani hidup.  Peperangan antara yang baik dan yang buruk senantiasa menjadi tantangan lumrah bagi manusia  co-creator.

Bukan tanpa maksud bangunan ini menonjolkan sembilan tulang rusuk yang berkorelasi dengan guratan kayu bermotif serba garis lurus. Kesempurnaan hidup dimulai dari kesadaran diri bahwa manusia itu terbatas. Menggapai hal yang lebih dari pada cukup, bisa berakibat ketidaksempurnaan dalam perjalanan hidup. Tak heran manusia berjatuhan dalam kubangan dosa, akibat membuat pilar-pilar
keserakahan, kemunafikan, kebohongan, kesombongan dan tidak takut akan Tuhan, sebagai tonggak utama hidupnya.



Garis melengkung yang sepandan dengan garis lurus pada garis pokok furniture-nya memang mendominasi bangunan Chapel ini agar indah dan berguna bagi siapapun yang menghadirkan dirinya dan berotonomi-korelasi secara utuh dengan bangunan ini. Kebahagian sejati seharusnya didapat ketika manusia begitu dekat dengan bangunan berkerangka tulang rusuk ini.

Bangunan ini dikenal sebagai Chapel of Mother Mary, Bukit Doa Mahawu, Tomohon. Di tempat ini, sering dilangsungkan upacara pemberkatan perkawinan. Keunikan arsitektur bangunan ini dan arti serta makna yang terkandung, menjadi pilihan bagi mereka yang menyempurnakan hidupnya dalam mahligai perkawinan. Tak jarang pula, tempat ini menjadi lokasi atau spot yang cocok untuk foto pre-wedding.



Tulang rusuk adalah garis melengkung yang penuh dengan arti dan makna bagi kehidupan. Jika tulang rusuk hilang satu, maka terjadilah kehancuran bagi bangunan ini dan kehidupan keluarga yang dibangunnya.

Karena itu, foto-foto koleksi pribadi yang saya sertakan semata-mata untuk menjawab antangan WPC-3 tentang Garis dalam fotografi.
Share:

06/03/2012

Bukit Doa Tomohon




"Kalau sudah sampai di Manado, jangan lupa berkunjung ke Tomohon ya", kata teman saya kepada rombongan yang berencana untuk berlibur dan berwisata ke Manado dan sekitarnya. Rupanya, pesan seperti itu sudah sangat populer disampaikan kepada para wisatawan melalui mulut guide tour lokal bahkan travel agent juga ikut-ikutan mempromosikannya.

Memang apa daya tarik Tomohon bagi para pelancong? Pertanyaan ini pernah saya ajukan kepada seorang petugas Dinas Pariwisata dan Budaya Propinsi Sulut di salah satu counter kedatangan di bandara International Sam Ratulangi, Manado. Dengan ramah petugas itu menerangkan bahwa kota Tomohon terletak di antara Gunung Lokon dan Gunung Mahawu pada ketinggian sekitar 2000 m lebih dari atas permukaan bumi. Dua gunung itu konon masih aktif terutama Gunung Lokon. Selain bau asap belerang, juga kadang abu vulkanik tipis disemburkan pada radius 5 km. Selain itu, kota Tomohon udaranya sejuk dan segar. Tak heran kalau di pinggir jalan terlihat banyak orang jual bunga dan tanaman hias yang indah.

Dari petugas tadi, saya mendapat informasi tentang tempat-tempat tujuan wisata di wilayah Tomohon sesuai dengan brosur yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata. Setelah saya baca dan lihat, memang Tomohon memiliki potensi wisata yang tidak sedikit. Disebutkan dalam brosur itu, wisata kuliner di Tinoor, Air terjun "Kali", Rest Area di Kinilow, Pagoda Budha, Wooden Houses di Woloan, Ampiteater dan Waruga di Woloan, Rumah Tua dan kerjainan batang pohon kelapa di Kaaten, Pasar Tradisional, Danau Linow di Lahendong dan Hot spring di Leilem. Selesai membaca brosur itu, saya bertanya dalam hati kenapa "Bukit Doa Mahawu" tidak dimasukan dalam tempat tujuan wisata? Apa karena tempat doa atau wisata religius? Padahal Pagoda di Tomohon disebutkan dalam brosur itu.



Lokasi Bukit Doa Mahawu ada di jalan lingkar Timur Tomohon. Memiliki dua pintu masuk. Pintu masuk sebelah Utara dikhususkan untuk kendaraan penjemput, apabila rombongan diturunkan atau drop off di pintu masuk sebelah selatan. Jadi, diturunkan di pintu masuk sebelah Selatan, lalu kendaraan menuju ke pintu Utara dan masuk ke jalan mendaki sampai di puncak bukit menunggu rombongan yang tadi di drop off di pintu Selatan. Memang pintu Selatan untuk pejalan kaki karena jalanya naik dan bertangga-tangga.

Di pintu masuk Selatan, anda dianjurkan ke toilet sebelum berjalan kaki ke bukit. Di sebelah toilet, anda bisa masuk ke minishop untuk beli minuman, makanan ringan atau souvenir khas Bukit Doa Mahawu. Biasa kalau datangnya rombongan, guide tour meminta anda dan rombongan untuk berkumpul di teras antara minishop dan office. Lalu diberi penjelasan singkat tentang sejarah dan fasilitas-fasilitas yang ada di bukit doa Mahawu ini. 

Bahkan petugas akan menjelaskan tentang tata tertib dan semangat dibangunnya tempat ini. Sinergitas alam, bangunan dan rohani, itulah yang dikatakan petugas setempat. Dikandung maksud, bahwa tempat ini sungguh menjaga kelestarian alam meski ada bangunannya. Keindahan, kerapihan dan kebersihan menjadi indikator kualitas dari bukit doa ini dan mungkin berbeda dengan tempat-tempat wisata lain yang sembarangan buang sampah. Karena, anjuran untuk menjaga lingkungan yang asri dengan tidak membuang sampah pasti akan disampaikan oleh petugas setempat yang merangkap sebagai security.

Petugas Bukit Doa, dengan sopan dan ramah mengantar saya mengelilingi bukit yang sering masyarakat menyebutnya sebagai Buki Doa Mahawu. Memang, pada umumnya bukit-bukit di wilayah Minahasa ini banyak dipergunakan untuk ibadat atau ziarah bagi umat kristiani. Karena itu, disebut bukit doa. Tetapi di bukit doa Mahawu ini tidak hanya untuk doa, anda bisa melakukan kegiatan outbound atau gathering, performance art dsb. Serba guna, kata petugas yang mengantar saya.

Dipandu oleh seorang petugas saya pertama kali diajak melalui jalan setapak atau dikenal dengan jalan atau Via Dolorossa atau Jalan Salib. Patung-patung diorama setinggi manusia diletakkan di tengah jalan setapak dan mendaki sebagai simbol jalan kesengsaraan Tuhan. Sepanjang jalan setapak ini tumbuh pohon-pohon dan bunga-bunga khas Sulawesi. Melewati jalan, ini terasa asri dan natural. Sesampainya di atas, saya berhenti sejenak di Taman Pieta, replika karya Micheal Angelo ketika Ibu Yesus memangku jenasah PutraNya. Kemudian saya diantar masuk ke terowongan. Saya baca signage yang ada di pintu masuk, "Makam Yesus". Ada suasana kegelapan pada awalnya, tetapi setelah masuk ternyata terang karena matahari masuk dari lubang ventilasi.

Sesudah makam dilewati, kami keluar melalui jembatan karena persis dimuka pintu keluar ada kolam indah. Jembatan ini selain jalan keluar juga menghubungkan Gua Maria. Di sini selain berdoa, saya dianjurkan untuk cuci muka. Katanya air ini berasal dari sumber air pegunungan yang tidak pernah mengering sepanjang musim dan memberi berkat bagi setiap peziarah. Saya pun cuci muka berharap mendapat kelimpahan berkah dari Tuhan bagi hidup saya.

Masih di antar petugas, saya sampai ke sebuah dataran yang terbentang luas. Oh ya sepanjang jalan yang saya lalui tadi saya sering berjumpa dengan peziarah. Ada dari mancanegara. Ada yang dari lokal. Mereka lebih banyak rombongan. "Pak, di dataran luas ini kalau pas hari libur rame karena banyak orang datang ke tempat ini. Ada yang ibadat, ada yang rekreasi ada yang suka foto-foto. Semua tempat penuh. Mereka menggunakan Ampiteater, Minishop, Tempat Ibadah Padang, Wedding Chapel dan halaman-halaman yang diteduhi oleh pohon-pohon." kata petugas yang mengantar dengan penuh semangat. Saya hanya mengangguk saja tanda mengerti. Cuaca cerah. Langit begitu biru. Tampak anak-anak muda yang ceria berfoto di dekat bangunan yang ada. Lebih sering berfoto dengan background "wedding chapel" yang tampak unik dan indah.

Napas saya sedikit terengah-engah, ketika petugas mengajak saya menuju ke Alamanda Retreat. Lokasinya 500 m dari dataran luas tadi dan mendaki. Saya sejenak duduk di sebuah ruangan yang ternyata dining room bagi para tamu yang menginap di sini. Tampak bangunan rumah susun khas Minahasa seakan menyatu dengan pohon-pohon sekitarnya. Kapasitasnya bisa menampung 100 orang lebih katanya. Sering dipakai untuk meeting dari gereja-gereja, perusahaan dan rombongan tour. Jika tamu ingin mengadakan outbound seperti fun games, flying fox, high ropes juga bisa karena tidak jauh dari penginapan ini ada arena outbound. Fasilitas pendukung dari arena outbound ini ada Gazebo yang letaknya sangat strategis untuk melihat keelokan Gunung Lokon yang mengepul asapnya bukan di puncak tetapi di kaki gunungnya. Eksotik sekali.

Tak terasa "jogging trekking" yang saya lalukan tadi bikin badan "basuar" (berkeringat). Saya memutuskan untuk berhenti di Gazebo untuk istirahat sejenak sambil pesan kopi hitam khas Mahawu dan makan camilan kukis khas Manado seperti Bagea, lalampah dll. Saya betah duduk di sini karena view alamnya yang indah. Samar-samar di kejauhan saya bisa melihat Gunung berapi Soputan, Pantai Amurang dan perbukitan Minahasa yang menggariskan gradasi warna natural yang mempesona. Semua itu saya abadikan dalam foto sebagai bukti bahwa saya pernah sampai di kaki gunung Mahawu yang telah memberikan pengalaman lahir batin saya.

Share:

01/02/2012

Welcome to Bukit DoaTomohon

Chapel of Mother Mary - Wedding Chapel



Bukit Doa Tomohon dikenal juga dengan sebutan
  • bukit kelong
  • bukit doa Tomohon
  • Jalan Salib Mahawu
  • Kebun Raya Tomohon
  • Prayer Hill of Tomohon
  • Mahawu Payer Hill
Lokasi Bukit Doa Tomohon
  • Sulawesi Utara
  • Kota Tomohon
  • Tomohon Utara
  • Desa Kakaskasen II
  • Jalan Lingkar Timur
  • Di Kaki Gunug Mahawu
  • kurang lebih 30 km dari Manado
  • atau 40 km dari Bandara Sam Ratulangi
  • dari Bandara dapat ditempuh sekurang-kurangnya 45 menit non stop
Share:

ARSIP Per Bulan

Definition List

Unordered List

Support