Columbarium |
PLS 2023 SMP Lokon di Bukit Doa Mahawu
Pengenalan Lingkungan Sekolah 82 siswa kelas 7 SMP Lokon TA 2023-2024 ditutup di Bukit Doa Mahawu.
Romantisme Wedding Party di Bukit Doa Mahawu
Bentangan garis lampu memayungi mesera setiap undangan para tamu pesta perkawinan bernuansa alam di Bukit Doa Mahawu.
Camping PLS SMA Lokon di Bukit Doa Mahawu
Camping Ground Bukit Doa Mahawu menutup rangkaian Pengenalan Lingkungan Sekolah 154 siswa angkatan 21 SMA Lokon.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
09/04/2012
Yang Hidup, Yang Mati Ada Di Tempat Yang Indah
Kematian bisa datang kapan saja dan kadang tak terduga.
Penyebab kematian pun bisa beraneka ragam. Mulai dari sakit, kecelakaan, hingga
dibunuh atau bunuh diri. Karena itu, manusia rasanya hanya hidup untuk menuju
pada kematiannya sendiri.
Jika memang benar seperti
itu, maka pertanyaannya adalah sia-siakah hidup kita ini? Bagi orang
yang pesimis bisa jadi, bergulirnya waktu dari lahir hingga mati adalah sebuah
keniscayaan. Namun, bagi orang yang optimis, waktu adalah saatnya
melipatgandakan berkat untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Hari Jumat ini (6/4), adalah hari libur Nasional untuk
memperingati Wafat Yesus Kristus. Bagi umat kristiani, hari ini adalah hari
Jumat Agung. Keagungannya nampak nyata pada kisah jalan salib Yesus yang
berbuah kesengsaraan, penderitaan dan akhirnya Wafat di Salib. Kebangkitannya
di malam Paskah menjadi puncak kehidupan umat beriman bahwa kematian diubah
menjadi kebahagiaan, melalui kebangkitan-Nya.
Sudah berabad-abad lamanya, Yesus wafat. Namun, setiap tahun
hingga sekarang, kisah kesengsaraan, kematian dan kebangkitan Nya, selalu
dikenang oleh umat kristiani. Berbagai macam upacara, ibadat bahkan melalui
puasa dan pantang, dilaksanakan oleh seluruh umat kristiani sedunia dalam waktu
yang bersamaan. Puncak liturginya ada pada malam Paskah.
Pada malam Paskah itu, setiap umat menyalakan lilin yang
apinya diambil dari lilin Paskah. Prosesi ini menjadi sarana dan tanda bahwa
kebangkitan Yesus mengalahkan kuasa maut dan kematian. Kuasa kegelapan sirna.
Terang Kristus menjadi sumber kehidupan. Tak ada lagi kematian yang sia-sia.
Beriman pada Yesus Kristus yang bangkit berarti telah disediakan tempat yang
indah bagi manusia.
Dan tempat yang terindah itu adalah tempat di mana manusia
rindu berjumpa dengan Allah. Rindu untuk mengenang kembali kisah jalan salib
Yesus. Dengan mengenang kisah itu, umat
beriman mengambil banyak makna untuk peziarahannya di dunia ini. Yang jelas
manusia ingin bahagia dan kebahagiannya berasal dari perbuatan dan tingkah
lakunya yang jauh dari dosa.
Salah satu tempat ziarah yang banyak dikunjungi oleh umat
dan bahkan wisatawan dari luar negeri adalah Jalan Salib Mahawu. Via dolorosa,
demikian para peziarah menyebutnya, berada di kaki Gunung Mahawu sebelah barat
dan lokasinya hanya membutuhkan waktu 45 menit dari Bandara Sam Ratulangi.
Pengunjung tak akan tersesat karena tempat ziarah itu berada di Bukit Doa
Tomohon. Menyebut nama ini, masyarakat akan menunjukkan jalannya.
Pada Jumat Agung dan bulan Mei, Oktober, banyak rombongan
melakukan jalan salib di tempat itu. Sejak pagi hingga sore, rombongan silih berganti. Sambil
mengumandangkan lagu-lagu kesengsaraan, mereka beribadat mulai dari perhentian
pertama hingga ke empat belas. Setiap perhentian ada patung diorama yang
menceritakan tentang kisah sengsara hingga wafat Yesus dan dikubur.
Di setiap perhentian, Pastor membacakan kembali kisah Jalan
Salib Yesus yang disertai dengan sepenggal renungan aktual tentang kebiasaan-kebiasaan manusia yang
membuatnya jatuh dalam dosa. “Sengsaramu oh Yesus, akibat dosaku….”, demikian
sepenggal nyanyian yang mengingatkan para peziarah untuk b ertobat.
Selain patung diorama jalan salib setinggi manusia yang
diletakkan di tengah jalan sebagai simbol “mengikuti jalan salib-Nya”,
kesejukan alam dan suasana hutan juga menjadi daya tarik tersendiri. Berada
pada kurang lebih 900 meter dpl, lokasi ziarah itu berhawa sejuk dan tidak
mudah membuat capek atau kehausan meski kontur jalan setapaknya berbukit-bukit.
Lebih indah kalau sudah sampai di puncak bukit. Pemandangan alam dan bangunan
yang berkonsep “sinergitas alam, bangunan dan rohani” tak hanya membuat decak
kagum tetapi setiap orang tergoda untuk mengabadikannya dalam kameranya.
Keheningan suasana jalan salib Mahawu ini jauh berbeda
dengan jakan salib di tanah suci Yerusalem. Katanya, jalan salib di sana sudah
ramai oleh orang-orang berjualan. Demikian cerita seorang pastor yang baru saja
pulang berziarah di tanah suci. Tak heran jika ada yang menilai bahwa Jalan
Salib Mahawu di komplek Bukit Doa Tomohon ini lebih bisa hening, khusuk,
ditambah alamnya yang indah dan suara gemercik air lewat selokan alam, memberi
suasana tersendiri.
Jadi, yang mati, yaitu kematian Yesus dan yang hidup, yaitu
para peziarah, sama-sama berada di tempat yang indah yaitu di lokasi Bukit Doa
Tomohon yang berpotensi juga sebagai wisata alam. Untuk mengetahui lebih
lengkap, silahkan mengunjungi dan klik blog
Bukit Doa Tomohon ini.
Dan Selamat Paskah bagi yang merayakan.
06/04/2012
Jumat Agung, Jalan Salib Mahawu dan Air Berkat
Kakaskasen, sebuah desa di Kecamatan Tomohon Utara, di kaki Gunung Mahawu dan Gunung "berapi" Lokon menyimpan potensi wisata religi yang cukup menarik. Dari Bandara Sam Ratulangi, Manado, ditempuh dalam waktu kurang dari satu jam. Peziarah yang ingin berdoa dan beribadat, tak sulit menemukan tempat ini. Hampir sebagian besar masyarakat tahu di mana lokasi Bukit Doa Tomohon,
Jumat Agung pagi ini (6/4/2012), hari Wafat Yesus, sejumlah rombongan datang untuk memapaki kembali kisah sengsara dan wafat Yesus di Jalan Salib Mahawu, Bukit Doa Tomohon. Tampak Pastur Vecky Singal, Pr, Rektor Seminari Menengah Kakaskasen, memimpin devosi Jalan Salib dengan khidmat. Buku doa yang dipakai adalah buku doa yang dicetak full colour dengan foto-foto Jalan Salib yang bagus. Buku itu memang disediakan oleh pihak pengelola JSM buat para peziarah.
Setiap perhentian, kidung kesengsaraan dikumandangkan, menambah suasana kesedihan atas wafatnya Tuhan Yesus. Ada 14 perhentian Jalan Salib atau sering disebut via dolorosa. Setiap perhentian ada patung diorama setinggi manusia dan diletakkan di tengah jalan setapak yang berkontur bukit, namun tak begitu terjal. Adegan kisah sengsara Tuhan Yesus dalam setiap perhentian, sengaja diposisikan di tengah jalan karena ingin mengajak peziarah untuk mengikuti Yesus dengan lebih dekat.
Mulai dari perhentian pertama hingga perhentian ke empat belas, Pastor berhenti dan membacakan renungan serta mengajak umat untuk bedoa bersama. Sebelum lanjut ke perhentian berikutnya, doa Bapa Kami dan Salam Maria didoakan. Kekhusukan makin terasa ketika sampai pada bukit Golgota ketika Yesus disalibkan.
Jalan Salib Mahawu ini berakhir di makam Yesus yang kosong. Rupanya, jalan salib ini menggunakan tradisi Injil Yohanes yang mengisahkan bahwa setelah Yesus wafat maka Yesus bangkit ke surga sehingga makam jadi kosong. Lepas dari makam Yesus, yang desainya masuk dalam sebuah lorong dan peziarah keluar di jembatan menuju ke gua (grotto) Bunda Maria. Nama Gua Maria ini adalah Gua Maria Sanctissima Mahawu.
Di depan gua Maria, sambil menyalakan lilin, rombongan Pastor Vecky menyelesaikan ibadatnya. Tampak beberapa umat membasuh wajahnya denga air segar yang keluar berada di bawah patung Bunda Maria. Konon, karena air berasal dari sumber air yang tidak pernah mengering, banyak peziarah mengartikan sebagai berkah yang berlimpah yang boleh diberikan Tuhan bagi mereka yang berdoa. Tak heran, jika peziarah membasahi mukanya dengan air dari sumber yang tak pernah mengering ini.
Selamat Paskah 2012
Manajemen JSM, Bukit Doa Tomohon