Pagi ini, Jumat 10 februari 2012, pukul 08.21 wita, tiba-tiba terdengar bunyi suara dentuman keras menggelegar. Hampir bersamaan dengan suara itu, kaca-kaca pada pintu dan jendela Alamanda Retreat serentak bergetar hingga menimbulkan getaran keras. Saya dan teman-teman dibuat kaget oleh suara dentuman keras itu.
Tanpa pikir panjang saya langsung berlarian ke luar kamar kerja saya dan secara otomatis kamera di dekat saya langsung saya bawa keluar. Saya bersama teman-teman lainnya berhamburan berlari sampai sedikit ngos-ngosan menuju ke spot di halaman belakang Chapel Mahawu. Spot itu terbuka mengarah ke Gunung Lokon tanpa halangan sedikitpun sehingga memandang letusan Gunung Lokon begitu lega.
Saya tiba di spot di itu pada pukul 08.30 wita. Saya lihat ke arah Kawah Tompaluan Gunung Lokon. Asap tebal vulkanik telah membumbung tinggi ke udara. Diperkirakan tingginya hingga 5000 meter ke langit. Warna pekat hitam keabu-abuan menggumpal dan seperti menari-nari dihembus angin ke arah Barat Daya. “Wouww, Lokon nyembur lagi”, teriak salah satu teman saya. “Bisa jadi debunya ciri di tempat torang (Bukit Doa Mahawu)”, ujarnya lagi.
Erupsi letusan Gunung Lokon kali ini tidak luput dari kamera saya. Bahkan setiap pergerakan gumpalan awan vulkaniknya dari detik ke detik, terus saya monitor lewat kamera yang saya bawa. Karena itu, saya bisa melihat di daerah mana saja yang terkena hujan debu vulkanik Gunung Lokon.
Saya memperkirakan desa Kakaskasen yang berada sangat dekat (1 km) dengan lubang kawah akan terkena guyuran abu vulkanik. Namun, dari pemantaun di tempat saya di lereng Gunung Mahawu, tampak hanya dilewati. Tak lama kemudian saya mendapat informasi, bahwa kata teman saya yang berada di SMA Lokon, yang berjarak 2,5 km dari lubang kawah, hanya sedikit saja terkena dampak abu vulkanik.
Desa-desa yang terkena debu vulkanik erupsi Gunung Lokon antara lain Wailan, Woloan, Kayawu, Tara-tara, dan sebagian kota Tomohon. Tanah-tanah dan rumah-rumah yang semula kelihatan hijau asri dan bersih di pagi yang cerah tiba-tiba berubah kecoklat-coklatan akibat dari debu vulkanik yang jatuh ke daerah itu. Pemandangan ini terus melebar seiring dengan angin yang menghembuskan debu-debu vulkanik ke arah Barat Daya.
Kondisi semacam ini diperkirakan akan merusak tanaman sayuran yang sementara sedang menghijau. Tak hanya itu, tanaman padi yang baru ditanam pun terancam gagal panen akibat tertimpa hujan debu vulkanik yang kali ini cukup tebal. Entah berapa kerugian yang diderita oleh para petani, baik sayuran, bunga maupun padi.
Tak ada suara sirene yang meraung-raung sebagai tanda adanya tanggap darurat bencana. Saat gunung meletus suara tampak senyap. Barangkali banyak penduduk sedang asyik melihat letusan itu sekaligus bersikap waspada melihat kemungkin apa yang terjadi. Pasca letusan saya melihat sekitar kawah Tompaluan masih terlihat titik-titik asap putih yang masih mengebul. Diperkirakan lava pijar mulai menghanguskan lahan sekitar kawah. Namun, api tidak kelihatan menyala.
Erupsi letusan Gunung Lokon memang sudah diperkirakan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan aktivitas Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut) terus meningkat sejak pukul 14.00 WITA hari ini. Jika peningkatan kegempaan terus berlangsung, potensi munculnya letusan bisa saja terjadi. (sumber: VivaNews)
Gunung Lokon termasuk gunung berapi yang boleh dikata sangat aktif. Yang terkahir Gunung Lokon meletus pada tanggal 6 Januari 2012. Sebelumnya juga meletus pada tanggal 27 Desember 2011.
0 comments:
Posting Komentar