Paus Benedictus XVI dalam Surat Puasa tahun ini mengajak kita untuk memperhatikan ajakan dalam Surat kepada Umat Ibrani : ”Marilah kita saling memperhatikan, supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” ( Ibr. 10:24). Masa Prapaska memberi kita suatu kesempatan untuk merefleksikan dan melaksanakan ”jantung kehidupan kristiani” , yaitu amal kasih.
Kita diajak untuk saling membantu dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Bertanggung jawab terhadap saudara-saudari kita, saling memperhatikan dan tidak bersikap acuh tak acuh terhadap nasib sesama kita. Memperhatikan sesama berarti juga menghendaki yang baik bagi mereka dalam segala bidang: jasmani, moril dan rohani. Gambaran tentang orang Samaria yang baik hati menjadi contoh istimewa dalam masa prapaskah dan puasa ini.
Kita diminta untuk saling memperhatikan, berarti ada sikap timbal balik. Ada kebersamaan, solidaritas dan ada komunitas. Saling menegur dan mendorong dalam semangat kerendahan hati dan cinta kasih, haruslah menjadi bahagian dari hidup Komunitas Kristiani! Perbuatan kasih terhadap saudara-saudari kita berakar dalam semangat persekutuan bersama. Hal ini antara lain terungkap dalam kegiatan Aksi Puasa Pembangunan (APP), di mana kita menyisihkan sesuatu dan mengumpulkannya untuk kebutuhan di bidang sosial ekonomi bagi saudara-saudari yang membutuhkan.
Mgr. Josef Suwatan, MSC, dalam surat Gembala Prapaskah 2012, menegaskan bahwa tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) untuk Keuskupan Manado tahun 2012, adalah ”Menjadi orang beriman Katolik sejati: panggilan hidup dan tanggung jawab mewujudkan kesejahteraan”. Hidup kristiani sejati memelihara dan menciptakan suasana kebersamaan dan hubungan-hubungan yang baik di tengah masyarakat, di antara berbagai umat beriman.
Selain menjalankan puasa dan pantang, seperti yang sudah diatur oleh Gereja, umat beriman kristiani juga mewujudkan secara rutin mengenangkan kisah sengsara dan penderitaan Yesus melalui devosi Jalan Salib. Kebiasaan ibadat Jalan Salib biasa dilakukan pada hari Jumat, sekaligus puasa dan pantang,
Tak terkecuali Jalan Salib Mahawu di Bukit Doa Tomohon. Para peziarah sering datang untuk berdevosi Jalan Salib. Dengan menyanyikan lagu-lagu kesengsaraan, mereka berdoa dari perhentian pertama hingga perhentian yang ke empat belas di Makam Yesus yang kosong. Biasanya tak kurang dari jam, ibadat sudah sampai di atas di Makam Yesus. Kontur yang berbukit tak menjadi kendala karena suasana hutan Mahawu dengan dominasi pohon pakis Hutan dan Bambu serta tanaman bungan yang rimbun.
Mengikuti dan bukan menonton, Jalan Salib Mahawu menjadi keunikan tersendiri dan berbeda dengan jalan salib lainnya yang umumnya menonton. Diorama patung-patun Yesus diletakkan di tengah jalan. Posisi yang unik ini mengingatkan kepada para peziarah untuk mengikuti Yesus yang sebenarnya.
Keunikan yang lain adalah wajah dan tangan Bunda Yesus, Maria yang dibuat halus. Maknanya adalah ketulusan dan keiklasan seorang Ibu dalam mengikuti penderitaan Puteranya Yesus sampai di kubur. Selain itu, peziarah juga bisa melihat tangan Simon Kirene yang sedang menolong Yesus yang jatuh untuk ke tiga kalinya.
Tangan Simon yang memegang tangan Yesus, saat jatuh untuk ke tiga kalinya, menjadi simbol dari saling tolong menolong dan amal kasih sebagai sikap dasar umat kristiani. "Dalam keadaan susah, kadang enggan menolong sesama yang sedang jatuh. Saya sendiri butuh pertolongan kok malah menolong orang lain", tutur salah satu peziarah memaknai adegan itu.
Dalam perjumpaan dengan Veronika, Wanita-wanita Yerusalem, Bunda Maria, Yesus selalu mensejajarkan diri dengan mereka. Adegan "merendah" entah dalam posisi berlutut, sedikit jongkok dengan memanggul Yesus, menjadi sebuah simbol yang bermakna kesetaraan yang penuh hormat.
Tak hanya itu, ketika tiba di perhentian yang ke tiga belas, adegan Bunda Maria memangku jenasah Yesus, di lokasi itu pagarnya didesain seperti rengkuhan ibu terhadap anaknya. Kami menyebutnya sebagai taman Pieta. Taman "passion" of Yesus yang mengisyaratkan pada belas kasih atau lebih bermakna kalau disebut taman berbelas rasa.
Mengenal simbol dan makna jalan salib di JSM, makin membuat peziarah berdevosi dengan penuh khidmat. Via Dolorosa, jalan kesengsaraan Yesus dikenang untuk diwujudkan dalam amal kasih terhadap sesama.
0 comments:
Posting Komentar