Lokasi: Jalan Lingkar Timur Tomohon Utara | Fasilitas: Penginapan, Wedding Chapel, Outbound, Amphiteatre, Jalan Salib dan Gua Maria | #BukitDoaMahawu

PLS 2023 SMP Lokon di Bukit Doa Mahawu

Pengenalan Lingkungan Sekolah 82 siswa kelas 7 SMP Lokon TA 2023-2024 ditutup di Bukit Doa Mahawu.

Romantisme Wedding Party di Bukit Doa Mahawu

Bentangan garis lampu memayungi mesera setiap undangan para tamu pesta perkawinan bernuansa alam di Bukit Doa Mahawu.

Camping PLS SMA Lokon di Bukit Doa Mahawu

Camping Ground Bukit Doa Mahawu menutup rangkaian Pengenalan Lingkungan Sekolah 154 siswa angkatan 21 SMA Lokon.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

24/03/2012

Ribuan Pengunjung Padati Bukit Doa



Jumat, 23 Maret 2012 - Bukit Doa yang berada di lereng Gunung Mahawu sebelah Barat, sejak pagi hingga sore dipadati ribuan pengunjung dari berbagai tempat. Paling jauh tercatat dari Inobonto, Kotamobagu, daerah yang jarak tempuh 3 jam lebih dari Tomohon.

Para pengunjung lebih banyak datang dalam rombongan. Paling banyak rombongan dari Hotel Sutan Raja, Maumbi bersama umat Gereja Bethel Indonesia. Kegiatan mereka bertajuk Family Gathering Putra Altar GBI. Diperkirakan ada 300 lebih orang dalam rombongan itu.

Amphiteater dan Gua Mahawu telah dibooking jauh hari, untuk kegiatan ibadah dan sekaligus aneka macam fun games per kelompok, seperti jaring laba-laba, ye-yel dll. Kehadiran rombongan ini memang membuat suasana sekitar Bukit Doa makin ramai.



Rombongan lain datang dari Wanita Kaum Ibu (WKI) jemaat Manado. Ada dua rombongan WKI yang menggunakan tempat di Cafe Mahawu dan di bawah pohon, karena sudah tidak ada tempat lagi. Puji-pujian dilantunkan dan ibadah padang dimulai serta perjamuan kasih mereka lakukan dengan meraih dalam kebersamaan iman.

Sejak pagi cuaca terasa enak. Tidak hujan dan tidak terlalu panas. Cerah namun kesejukan terasa di kulit. Cuaca yang bersahabat ini membuat para pengunjung lain betah untuk tetap bertahan dalam segalam macam aktivitasnya.

Mudika Kolongan Paroki Hati Kudus Yesus Tomohon, sejak pagi jam 8 sudah mulai adakan Ibadah Jalan Salib, Disusul Ibu-ibu WKRI Paroki Tanawangko juga mengadakan jalan salib karena hari itu bertetapan dengan Hari Jumat Masa Prapaskah.

Pengunjung pribadi dan keluarga pun silih berganti datang ke Bukit Doa. Banyaknya kendaraan yang masuk tak urung membuat macet di tanjakan terjal selepas Posko. Tanjakan ini memang tanjakan rawan macet dan sering banyak kendaraan yang tak mampu naik karena kurang memperhatikan pergantian gigi saat naik tanjakan.



Kedatangan ribuan pengunjung, membuat suasana Hari Raya Nyepi menjadi ramai. Liburan yang jatuh pada Hari Jumat, memang selalu membuat ramai lokasi wisata religius ini. Antisipasi parkir, kebersihan dan keamanan selalu diutamakan selain kelancaran arus kendaraan yang masuk. Berdasarkan pemantauan lapangan jumlah kendaraan mobil maupun sepeda motor pada hari itu mencapai ratusan unit. Parkir di bawah, di muka Alamanda juga di Amphi penuh sesak. Upaya pengaturan dan penertiban dilakukan dengan baik sehingga lancar dan terkendali.


Di saat keramaian itu ada, yang menjadi kendala sekaligus tantangan adalah kebiasaan pengunjung yang meninggalkan sampah tidak pada tempatnya. Kesan kotor pun menjadi pekerjaan yang selalu tersisa ketika pengunjung pulang ke rumahnya maing-masing. Ajakan lewat pengeras suara berkali-kali disampaikan, namun rupanya lifestyle pengunjung tetap saja meninggalkan sampah di mana-mana.
Share:

20/03/2012

Hari Nyepi, Kok Ramai?



"Bukit doa kalau ramai hari apa?" tanya salah seorang pengunjung yang baru pertama kali datang ke lokasi ini. Dengan senang kami pun menjawabnya sesuai dengan monitoring yang kami lakukan setiap hari.

"Pengunjung atau peziarah datang ke lokasi biasanya mualai hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Tapi, lebih banyak ketika esoknya hari Libur atau pas hari Libur."

Pengunjung tadi tampak puas dengan jawaban kami. Wajah berseri dan kemudian ia bergabung dengan kelompoknya yang datang menggunakan bus pariwisata milik salah satu tour and travel dekat Bandara. Kami pun terus memonitor situasi dan kondisi Bukit Doa bersama security yang jaga 24 jam, secara bergantian.

"Direncanakan Bukit Doa akan ramai pada hari Raya Nyepi, Jumat, 23 Maret, ini. Tercatat di kantor JSM, banyak kelompok yang sudah booking jadi, tempat yang kami punyai untuk beraneka macam kegiatan. Umumnya setelah tiba mereka adakan ibadat padang dan sekaligus acara ramah tamah", lanjut kami menjelaskan.

Memang, Bukit Doa memiliki banyak fasilitas untuk berkumpul orang. Tempat-tempat yang bisa digunakan adalah, Moya Porong ada 2 tempat, lalu Ampiteater ruang terbuka yang bisa menampung seribu orang lebih, Gua Mahawu bisa digunakan untuk lebih dari 200 orang, bahkan di sini pernah dipakai untuk resepsi perkawinan untuk 500 orang. Ruang serba guna atau cafe mahawu menjadi ideal untuk acara-acara seperti ibadat dengan menggunakan LCD, acara ulang tahun, meeting, dll.

Jika ada yang ingin ibadat indoor bisa menggunakan Chapel Mahawu yang memiliki kapisitas hingga 150 orang. Demikian juga, Alamanda Retreat, jika tidak ada yang menginap, lokasi itu bisa dipakai untuk pertemuan atau ibadat. Masih ada satu tempat lagi yaitu Kelong Garden yang lokasinya berada di seberang jalan di muka pintu masuk Bukit Doa. Kelong Garden selain menjadi spot pre weeding dan hunting foto, juga dipakai untuk meeting atau resepsi perkawinan.

Lokasi-lokasi itu pada hari Raya Sepi, sudah dipesan oleh kelompok-kelompok baik dari Manado, Tondano, Bitung dll. Namun, jangan kuatir tidak mendapatkan tempat. Rombongan anda bisa menggunakan secara gratis lokasi-lokasi di bawah pohon yang sejuk dan sudah ada tempat duudk permanen. Menyatu dengan alam, adalah konsep peribadatan yang dilakukan oleh sebagian umat beriman.

Berdasarkan catatan kami itu, maka diperkirakan Hari sepi itu bakal ramai di Bukit Doa. Semoga cuaca serah sebagaimana diharapkan banyak orang.
Share:

19/03/2012

Mengenal Simbol dan Makna di Jalan Salib Mahawu



Paus Benedictus XVI dalam Surat Puasa tahun ini mengajak kita untuk memperhatikan ajakan dalam Surat kepada Umat Ibrani : ”Marilah kita saling memperhatikan, supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” ( Ibr. 10:24). Masa Prapaska memberi kita suatu kesempatan untuk merefleksikan dan melaksanakan ”jantung kehidupan kristiani” , yaitu amal kasih.


Kita diajak untuk saling membantu dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Bertanggung jawab terhadap saudara-saudari kita, saling memperhatikan dan tidak bersikap acuh tak acuh terhadap nasib sesama kita. Memperhatikan sesama berarti juga menghendaki yang baik bagi mereka dalam segala bidang: jasmani, moril dan rohani. Gambaran tentang orang Samaria yang baik hati menjadi contoh istimewa dalam masa prapaskah dan puasa ini.


Kita diminta untuk saling memperhatikan, berarti ada sikap timbal balik. Ada kebersamaan, solidaritas dan ada komunitas. Saling menegur dan mendorong dalam semangat kerendahan hati dan cinta kasih, haruslah menjadi bahagian dari hidup Komunitas Kristiani! Perbuatan kasih terhadap saudara-saudari kita berakar dalam semangat persekutuan bersama. Hal ini antara lain terungkap dalam kegiatan Aksi Puasa Pembangunan (APP), di mana kita menyisihkan sesuatu dan mengumpulkannya untuk kebutuhan di bidang sosial ekonomi bagi saudara-saudari yang membutuhkan.


Mgr. Josef Suwatan, MSC, dalam surat Gembala Prapaskah 2012, menegaskan bahwa tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) untuk Keuskupan Manado tahun 2012, adalah ”Menjadi orang beriman Katolik sejati: panggilan hidup dan tanggung jawab mewujudkan kesejahteraan”. Hidup kristiani sejati memelihara dan menciptakan suasana kebersamaan dan hubungan-hubungan yang baik di tengah masyarakat, di antara berbagai umat beriman.

Selain menjalankan puasa dan pantang, seperti yang sudah diatur oleh Gereja, umat beriman kristiani juga mewujudkan secara rutin mengenangkan kisah sengsara dan penderitaan Yesus melalui devosi Jalan Salib. Kebiasaan ibadat Jalan Salib biasa dilakukan pada hari Jumat, sekaligus puasa dan pantang,

Tak terkecuali Jalan Salib Mahawu di Bukit Doa Tomohon. Para peziarah sering datang untuk berdevosi Jalan Salib. Dengan menyanyikan lagu-lagu kesengsaraan, mereka berdoa dari perhentian pertama hingga perhentian yang ke empat belas di Makam Yesus yang kosong. Biasanya tak kurang dari  jam, ibadat sudah sampai di atas di Makam Yesus. Kontur yang berbukit tak menjadi kendala karena suasana hutan Mahawu dengan dominasi pohon pakis Hutan dan Bambu serta tanaman bungan yang rimbun.

Mengikuti dan bukan menonton, Jalan Salib Mahawu menjadi keunikan tersendiri dan berbeda dengan jalan salib lainnya yang umumnya menonton. Diorama patung-patun Yesus diletakkan di tengah jalan. Posisi yang unik ini mengingatkan kepada para peziarah untuk mengikuti Yesus yang sebenarnya.

Keunikan yang lain adalah wajah dan tangan Bunda Yesus, Maria yang dibuat halus. Maknanya adalah ketulusan dan keiklasan seorang Ibu dalam mengikuti penderitaan Puteranya Yesus sampai di kubur. Selain itu, peziarah juga bisa melihat tangan Simon Kirene yang sedang menolong Yesus yang jatuh untuk ke tiga kalinya.

Tangan Simon yang memegang tangan Yesus, saat  jatuh untuk ke tiga kalinya,  menjadi simbol dari saling tolong menolong dan amal kasih sebagai sikap dasar umat kristiani. "Dalam keadaan susah, kadang enggan menolong sesama yang sedang jatuh. Saya sendiri butuh pertolongan kok malah menolong orang lain", tutur salah satu peziarah memaknai adegan itu.

Dalam perjumpaan dengan Veronika, Wanita-wanita Yerusalem, Bunda Maria, Yesus selalu mensejajarkan diri dengan mereka. Adegan "merendah" entah dalam posisi berlutut, sedikit jongkok dengan memanggul Yesus, menjadi sebuah simbol yang bermakna kesetaraan yang penuh hormat.

Tak hanya itu, ketika tiba di perhentian yang ke tiga belas, adegan Bunda Maria memangku jenasah Yesus, di lokasi itu pagarnya didesain seperti rengkuhan ibu terhadap anaknya. Kami menyebutnya sebagai taman Pieta. Taman "passion" of Yesus yang mengisyaratkan pada belas kasih atau lebih bermakna kalau disebut taman berbelas rasa.

Mengenal simbol dan makna jalan salib di JSM, makin membuat peziarah berdevosi dengan penuh khidmat. Via Dolorosa, jalan kesengsaraan Yesus dikenang untuk diwujudkan dalam amal kasih terhadap sesama.
Share:

15/03/2012

Kecil itu Indah







Kutipan "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar(Lukas 16:10)" ini memang sangat inspiratif bagi siapa saja, baik yang berkuasa dan memiliki jabatan  dan karenanya mendapat julukan abdi rakyat, juga bagi para pengunjung lokasi wisata religi dan alam Bukit Doa Mahawu di Tomohon.


Ba-ron atau jalan-jalan mengitari sekeliling Bukit Doa Tomohon yang memiliki luas lebih dari 50 ha ini sungguh mengasyikkan. Sinergitas alam, bangunan dan rohani begitu terasa auranya begitu memasuki  kompleks itu. Yang paling disukai oleh para pengunjung selain bangunan unik seperti Chapel, Amphiteater, dan via dolorosa-nya juga pemandangan alamnya nan pesona.

Dalam postingan terdahalu tentang tumbuhnya berbagai macam aneka bunga di Bukit Doa hingga alih-alih mensupport Tomohon sebagai kota Bunga, kini akan ditampilkan bahwa masih ada yang indah di balik keindahan Bukit Doa.


Banyak serangga yang hidup di seputaran Bukit Doa meski tak kelihatan seara kasat mata namun jika dilihat menggunakan lensa macro (photography), betapa indahnya ciptaan Tuhan. Decak kagum tak berkesudahan akan terus bak pujian-pujian naviri dilaunkan di atas mezbah-Nya.

“Colourful baget deh, Lihat serangga kecil yang berwarna hijau, coklat dengan mata yang anggun”, kata salah satu pengunjung sesaat meilhat foto macro tentang serangga yang terekam dalam foto.

“Itu yang coklat itu ulat ya? Ulat bulu bukan? Kok persis seperti anjing pudel dengan bulunya yang indah dan bikin gemes saja.” kata yang lain. Meski hati-hati kalau pegang bulu ulat itu, Bisa jadi alergi kulit menyerang hingga gatal-gatal.

Jadi, Tuhan menciptakan mahkluk hidup kecil-kecil ini untuk menjadi eko-sistem dengan yang besar. Jika tidak ada eko-sistem lingkungan hidup akan terputus rantainya dan bisa dipastikan ketidakseimbangan eko sistem berakibat bencana.  Ya bencana bagi manusia.

Begitulah manusia diingatkan untuk setia dalam perkara-perkara kecil  agar mampu juga untuk perkara-perkara besar, seperti kemiskinan, korupsi, politik dll.


Share:

Shooting Pacific TV Manado di Jalan Salib Mahawu



Secercah cahaya mentari akhirnya mucul juga di sela-sela guyuran hujan seminggu ini. Cuaca panas pukul  dua belas siang, Rabu, 14 Naret 2012, tak disia-siakan oleh empat orang Crew dari Pacific TV, Manado yang datang melalui pintu masuk Selatan, pintu Jalan Saib.

"Kami (berempat) akan shooting di lokasi Jalan Salib ini untuk episode Baron dan Survive Sulut yang kami tayangkan setiap Selasa,  Jumat dan Minggu sore." kata Om Charlie memperkenalkan diri. "Jadi bentuk adegannya bagaimana ini? tanya saya sambil menyambut kedatangan mereka.

Kemudian Om Charlie, Produsernya menjelaskan tentang story boardnya. Diawali dari selamat datang di Jalan Salib Mahawu, lalu kemudian menuju ke 14 perhentian Jalan Salib. Sementara mengikuti Jalan Salib, adegan Pilatus menghukum mati Yesus, Simon Kirene membantu Yesus, Yesus dipaku pada kayu salib, Bunda Maria memangku jenasah Putera-Nya Yesus, sampai ke Gua Maria.

Perhentian-perhentian itu selain diambil gambarnya juga ada dialog dengan Host-nya tentang arti dan makna mengikuti Jalan Salib lewat para tokoh-tokoh tadi. Sebagaiman diketahui, bahwa Jalan Salib Mahawu didesain bukan menonton jalan salib tetatapi mengikuti jalan salib dengan cara meletakan setiap adegan berupa patung-patung diorama setinggi manusia di tengah jalan.


Nuansa mengenangkan kembali kisah sengsara dan penderitaan Yesus sangat dramatis karena patung-patungnya yang menggambarkan betapa beratnya Yesus memikul Salib, juga alam lingkungan yang sedikit menanjak penuh balutan natural hutan Mahawu. Di masa prapaskah ini banyak yang berdevosi atau beibadat jalan salib terutama pada hari Jumat.

Setelah melewati Yesus berjuma dengan para perempuan Yerusalem, tiba-tiba hujan turun. Namun shooting masih tetap berjalan hingga perhentian ke 14 di Makam Yesus yang kosong. Cameraman tetap roll di setiap perhentian. Dalam editingnya, narasi akan di tambah di setiap perhentian sesuai dengan buku doa Jalan Salib yang kami berikan kepada Om Charlie selaku Produser acara ini.

Closing adegan berada di spot terindah di belakang Chapel dengan latar belakang view kota Tomohon yang berbukit-bukit. Ucapan terima kasih atas kedatangan dan kesempatan shooting tersampaikan dalam closing adegan di lokasi ini.


Karena gerimis datang lagi, kami beristirahat sejenak untuk minum kopi hitam di Cafe Mahawu dekat Amphiteater. Dalam pembicaraan di cafe, Om Charlie mengatakan bahwa shooting ini dilakukan untuk episode Baron dan Survive Sulut sekaligus dalam rangka menyambut Paskah. Memang, Paskah tidak khidmat sebelum beribadat Jalan Salib tentunya.
Share:

ARSIP Per Bulan

Definition List

Unordered List

Support