Lokasi: Jalan Lingkar Timur Tomohon Utara | Fasilitas: Penginapan, Wedding Chapel, Outbound, Amphiteatre, Jalan Salib dan Gua Maria | #BukitDoaMahawu

PLS 2023 SMP Lokon di Bukit Doa Mahawu

Pengenalan Lingkungan Sekolah 82 siswa kelas 7 SMP Lokon TA 2023-2024 ditutup di Bukit Doa Mahawu.

Romantisme Wedding Party di Bukit Doa Mahawu

Bentangan garis lampu memayungi mesera setiap undangan para tamu pesta perkawinan bernuansa alam di Bukit Doa Mahawu.

Camping PLS SMA Lokon di Bukit Doa Mahawu

Camping Ground Bukit Doa Mahawu menutup rangkaian Pengenalan Lingkungan Sekolah 154 siswa angkatan 21 SMA Lokon.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

15/03/2012

Shooting Pacific TV Manado di Jalan Salib Mahawu



Secercah cahaya mentari akhirnya mucul juga di sela-sela guyuran hujan seminggu ini. Cuaca panas pukul  dua belas siang, Rabu, 14 Naret 2012, tak disia-siakan oleh empat orang Crew dari Pacific TV, Manado yang datang melalui pintu masuk Selatan, pintu Jalan Saib.

"Kami (berempat) akan shooting di lokasi Jalan Salib ini untuk episode Baron dan Survive Sulut yang kami tayangkan setiap Selasa,  Jumat dan Minggu sore." kata Om Charlie memperkenalkan diri. "Jadi bentuk adegannya bagaimana ini? tanya saya sambil menyambut kedatangan mereka.

Kemudian Om Charlie, Produsernya menjelaskan tentang story boardnya. Diawali dari selamat datang di Jalan Salib Mahawu, lalu kemudian menuju ke 14 perhentian Jalan Salib. Sementara mengikuti Jalan Salib, adegan Pilatus menghukum mati Yesus, Simon Kirene membantu Yesus, Yesus dipaku pada kayu salib, Bunda Maria memangku jenasah Putera-Nya Yesus, sampai ke Gua Maria.

Perhentian-perhentian itu selain diambil gambarnya juga ada dialog dengan Host-nya tentang arti dan makna mengikuti Jalan Salib lewat para tokoh-tokoh tadi. Sebagaiman diketahui, bahwa Jalan Salib Mahawu didesain bukan menonton jalan salib tetatapi mengikuti jalan salib dengan cara meletakan setiap adegan berupa patung-patung diorama setinggi manusia di tengah jalan.


Nuansa mengenangkan kembali kisah sengsara dan penderitaan Yesus sangat dramatis karena patung-patungnya yang menggambarkan betapa beratnya Yesus memikul Salib, juga alam lingkungan yang sedikit menanjak penuh balutan natural hutan Mahawu. Di masa prapaskah ini banyak yang berdevosi atau beibadat jalan salib terutama pada hari Jumat.

Setelah melewati Yesus berjuma dengan para perempuan Yerusalem, tiba-tiba hujan turun. Namun shooting masih tetap berjalan hingga perhentian ke 14 di Makam Yesus yang kosong. Cameraman tetap roll di setiap perhentian. Dalam editingnya, narasi akan di tambah di setiap perhentian sesuai dengan buku doa Jalan Salib yang kami berikan kepada Om Charlie selaku Produser acara ini.

Closing adegan berada di spot terindah di belakang Chapel dengan latar belakang view kota Tomohon yang berbukit-bukit. Ucapan terima kasih atas kedatangan dan kesempatan shooting tersampaikan dalam closing adegan di lokasi ini.


Karena gerimis datang lagi, kami beristirahat sejenak untuk minum kopi hitam di Cafe Mahawu dekat Amphiteater. Dalam pembicaraan di cafe, Om Charlie mengatakan bahwa shooting ini dilakukan untuk episode Baron dan Survive Sulut sekaligus dalam rangka menyambut Paskah. Memang, Paskah tidak khidmat sebelum beribadat Jalan Salib tentunya.
Share:

12/03/2012

Menghirup Energi Positif Kepariwisataan di Cafe Mahawu



Senin, 12 Maret 2012, Bukit Doa Mahawu diselimuti kabut disertai gerimis dan sekali-kali langit tak bersahabat dengan mencurahkan hujan lebat. Pengunjung obyek wisata religi ini tak seramai seperti hari libur atau Sabtu dan Minggu. Meski hari ini hari Senin, namun pengunjung pun masih juga datang untuk memasuki komplek Bukit Doa Mahawu.

Tercatat dalam buku tamu hari ini, rombongan dari Jakarta, Lansia Amurang, Keluarga Ibu Kapolres Tomohon, Rombongan dari SMK Kristen Solagratia, Tongkeina. Meski cuaca dingin, namun nampaknya para pengunjung menikmati sejuknya hawa pegunungan. "Torang so siap payung. Jadi for torang, hujan nyanda masalah." kata salah satu pengunjung yang sedang jalan-jalan di seputaran Amphiteater.

Dari sekian pengunjung yang menarik adalah rombongan dari SMK Solagratia. Menariknya adalah, selain memakai seragam kaos bercorak putih dan datang menggunakan bus pariwisata berwarna merah putih, mereka basah-basah dan menyibak kabut hanya untuk sebuah ujian pratek sekolah.


Rico, salah satu guru, guide tour kawakan dan owner Bellawisata Tour and Guide, mengatakan, "Saya bawa mereka untuk mengenal obyek-obyek wisata di Tomohon. Salah satunya di Bukit Doa ini. Kami berkunjung ke lokasi wisata ini dalam rangka Ujian Nasional Kompetensi Pratek/Kejuruan Usaha Perjalanan Wisata. Karena itu, tour kami kami beri judul Tour Guiding, Tour Planning and Ticketing."

Sebanyak 30 siswa dibawa ke lokasi dan didampingi oleh beberapa guru. Di salah satu ruang yang diberi nama ruang serba guna Cafe Mahawu, mereka mengadakan berbagai macam aktifitas. Salah satu yang wajib dilakukan oleh para siswa jurusan pariwisata ini adalah public speaking dalam bahasa Inggris. Tema yang diangkat adalah memperkenalkan obyek-obyek wisata, seperti Bunaken, Taman Nasional Tangkoko dll seolah-olah mereka ngomong di hadapan turis asing.

"Satu per satu saya suruh mereka maju di hadapan teman-teman untuk berbicara dan memperkenalkan secara detail obyek-obyek wisata di Sulut, tapi menggunakan dalam bahasa Inggris. Karena ini ujian pratek, maka saya nilai kelancaran mereka berbahasa Inggris." lanjut Rico.

Kedatangan para siswa jurusan pariwisata di lokasi wisata dan ziarah ini sangatlah positif. Tak hanya mempratekkan ilmu kepariwisataannya, tetapi mengenal secara dekat salah satu obyek wisata menambah semangat mereka untuk belajar secara profesional di jalur pariwisata. Bahasa Inggris merupakan bahasa wajib yang harus dikuasai untuk menjadi tour guide.


Tapi menguasai data-data tempat wisata lebih penting. "Berapa luas Pulau Bunaken? Siapa yang tahu? Sudah pernah ke Tangkoko? Di situ ada apa saja? Berapa luasnya?" kata Rico memberi pancingan pertanyaan seputar data base tempat wisata kepada siswanya agar menyertakan data akurat dalam public speaking-nya.

Setelah semua selesai ujian pratek, acara kemudian dilanjutkan dengan istirahat dan menikmati bekal makan yang dibawa. Hujan pun terus berlanjut. Dinginnya kawasan Bukit Doa mulai terasa di badan. Bus Pariwisata yang berlabel Ujian Nasional Kompetensi 2012 bergerak meninggalkan lokasi.
Share:

11/03/2012

Eksotiknya Panorama Alam Dari Bukit Doa

Tempat Strategis Untuk Menikmati Eksotiknya Panorama Alam


Masih ingat kisah tentang meletusnya Gunung Lokon? Kalau belum, silahkan klik di sini atau silahkan membaca tulisan di Kompasiana dengan mengklik judul ini "Gunung Lokon Antara Ironi dan Bahaya".

Masyarakat setempat menyebut kejadian letusan Gunung Lokon dengan "Lokon basembur atau Lokon so polote". Meletus, basembur, so polote atau erupsi, artinya sama. Yaitu keluarnya lava pijar atau debu vulkanik yang membumbung ke langit setinggi 300 hingga 500 meter dari kawah Tompaluan, Gunung "berapi" Lokon yang masih aktif.

Masyarakat setempat sudah bisa mengukur besar kecilnya letusan. Jika letusan itu disertai dengan dentuman keras yang mampu menggetarkan kaca-kaca rumah penduduk hingga berderit-derit bunyinya, nah letusan itu dianggap berskala besar. Mereka siap dan selalu waspada untuk segera mengungsi hindari debu vulkanik yang jatuh, sebagaimana diintruksikan oleh team SAR. Terlalu seringnya Gunung Lokon ba sembur, membuat masyarakat terbiasa dengan situasi dan kondisi itu sehingga merasa tenag dan tak seheboh seperti yang diberitakan di TV swasta

Aktifitas vulkanik Gunung Lokon, atau terlihatnya asap 'brokoli" ke langit dari kawah Tompaluan, rupanya menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung Bukit Doa. "Saya mau foto bersama dengan background Gunung Lokon", demikian komentar salah satu pengunjung yang datang dengan rombongan.

Banyak pengunjung yang tahu bahwa panorama alam Tomohon dan sekitarnya, memang eksotik jika dilihat dari Bukit Doa Mahawu. Sejauh mata memandang dan mengarahkan pandangan sambil menyisir dari Utara ke Selatan, hamparan lanskap alam ciptaan Tuhan, terlihat eksotik nan indah.

Bukit Tatawiran, Gunung Lokon dengan asapnya, perkampungan padat di kaki Gunung, pantai Amurang di sebelah Barat, Perbukitan Ambang, perkotaan Tomohon, kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong, Bukit Kasih serta Gunung Api Soputan, dan lainnya membuat mata yang memandang seakan tak mau berkedip walau sejenak untuk sebuah panorama alam nan indah itu.

Sunrise

"Langit biru adalah saat yang paling indah buat menonton keindahan alam. Namun, tak jarang kabut yang tiba-tiba datang, juga disukai karena suasananya lain. Kayak di Puncak, Bogor. Dingin sejuknya bikin asyik di badan," kata salah satu manager di Bukit Doa sambil menunjukkan spot yang bagus ada di belakang Chapel.

Karena sikon yang bagus itu, maka banyak pengunjung dalam kunjungannya ke obyek wisata religi dan alam ini selalu menyempatkan diri untuk berdiri di spot tersebut sekedar menikmati alam atau berfoto. Jika senja tiba, momen atau "golden blue dan sunset" dalam istilah fotografi bisa diabadikan di tempat ini.



Sunset
Share:

Pesona Amphiteater



"Amphiteater ini dipakai untuk apa?" tanya Hanik, pengunjung backpacker dari Jakarta yang datang dengan temannya Linda. Pertanyaan ini dilontarkan sesaat tiba di Amphi (sebutan populernya) dan pandangan matanya seakan menyapu bentuk bangunan yang cukup unik.

Hampir setiap orang yang melihatnya selalu menghubungkan Amphi dengan Colosseum Romawi, di mana Gladiator beraksi garang dan herois, Spontan menyebut Amphi sebagai miniatur Colosseum, tak sepenuhnya salah.

Amphi di Bukit Doa ini didesain bertrap-trap setengah lingkaran dan lantai dasarnya datar hingga siap untuk sebuah performance art, seperti koor, tari kabasaran, bisa berfungsi sebagai altar ibadat, atau pertunjukan lainnya. Pernah Amphi ini dipakai oleh TIC (Tomohon International Choir) untuk workshop dan compettion. Beberapa kelompok koor juga pernah tampil di Amphi ini untuk shooting acara TV Swasta, seperti Brownies, Jejak Langkah Peziarah, Jejak Petualang, Jalan-jalan dll.

"Sebenarnya kalau tampil di amphi sudah tak perlu pakai sound system. Karena sistem akustik Amphiteater cukup bagus. Nggak perlu keras-keras sudah terdengar oleh penonton yang ada di atas." ujar salah satu security menjelaskan Hanik dan temannya.



Daya tampung panggung terbuka amphi ini bisa mencapai 1500 orang. Sudah dilengkapi dengan lampu-lampu yang menempel di wall dan tangga. Disediakan juga ruang ganti dan toilet. Meski demikian, kendala utamanya adalah cuaca. Kalau panas, tidak ada tempat berteduh. Demikian juga kalau hujan. Karena itu, pemakai harus pandai memperhitungkan cuaca agar tidak terganggu iven-iven yang diselenggarakan di sini.

Keunikan bentuk bangunan Amphi sampai saat ini masih memikat hati pengunjung untuk berbagai acara seperti ibadat padang, inagurasi dan pembekalan. Selama ini, amphi telah memikat banyak fotografer untuk digunakan dalam pre-wedding. Sementara pengunjung yang membawa kamera tak melewatkan berfoto bersama di Amphiteater.
Share:

06/03/2012

Wisatawan Mancanegara Kagumi Bukit Doa Mahawu

Lawatan Para Uskup dari Amerika, Australia, Afrika, Vatikan.
 Magnet Bukit Doa Mahawu di Tomohon seakan tidak pudar sejak dibangun pada tahun 2007. Tercatat, sudah banyak pengunjung dari luar negreri datang ke lokasi. Kadang ada yang datang secara spontan karena diantar oleh guide tournya. Yang kerap terjadi, datang karena bersamaan dengan penyelenggaraan pertemuan international, atau nasional di Manado.

"Kami sering kedatangan para Menteri, Atase Militer dari negara-negara ASEAN, Eropa dan Amerika. Tak jarang, informasi kedatangannya begitu mendadak. Tapi kami sudah siap menerima siapa pun di sini", ujar salah security JSM. "Bahkan, kedatangan para tamu ini kami foto untuk kami simpas sebagai dokumen penting yang sewaktu-waktu bisa kami share kepada pengunjung lain"

Kedatangan para tamu asing dan sekaligus orang-orang penting setingkat Menteri memberi suasana istimewa bagi Bukit Doa ini. Lokasi favorit yang disukai adalah di belakang Chapel dengan view Gunung Lokon. Banyak yang ambil foto di spot gagah ini.

Ziarah Kelompok Umat Cinere Jakarta

Jikan diberitahu sebelumnya kami sebenarnya siap menyambut para tamu dengan gaya unik kami. Duduk di Cafe Moyaporong dengan sudut pandang pada Gunung Lokon, para tamu mendapat hidangan kuliner unik dari kami. Yaitu, pisang goreng dan ubi goreng "crispy" dicocol dengan rica roa. Udara sejuk mendukung untuk menikmati hidangan itu dengan minum "kehangatan" kopi hitam. Perbincangan informal pun masih bisa dilanjutkan di Moyaporong.

Selain tamu-tamu pejabat itu, kami juga sering mendapat tamu rombongan. Bukit Doa menjadi salah satu itinerary yang dijadwalkan bagi rombongan tour and travel dengan menggunakan bus pariwisata. Rombongan pelajar dan mahasiswa juga sering menggunakan fasilitas untuk kegiatan ibadat padang atau kegiatan kampus. Bahkan, kontur tanah yang berbukit-bukit sangat ideal untuk jalan sehat dari kelompok sekolah, instansi pemerintah atau swasta.
Salah Satu Perusahaan Disambut dengan Tari Kabasaran (MinahasaWarior Dance)

Family gathering, outing, outbound bisa juga dilakukan oleh corporate mana pun, di sekitar Bukit Doa yang memang memiliki lahan outbound dengan flying fox dan high rope. Bagi yang ingin retret atau seminar ynag membutuhkan tempat nginap, di komplek Bukit Doa tersedia tempat di Almanda Retret.
Share:

ARSIP Per Bulan

Definition List

Unordered List

Support